Sabtu, 10 Januari 2015

Nama Adalah Doa



Pada tanggal 18 Agustus 1996 jam 1 dini hari (dini hari maksudnya tuh malam atau menjelang subuh bukan nama orang “DINI & HARI Selamat Menempuh Hidup Baru” itu sih nama tetangga gue yang baru nikah) seorang bayi laki-laki lahir dari . . . . . Ibu (gak usah ditulis kan udah pada gede pasti tau lah dari rahim Ibu. #JanganNgeres) dengan berat bersih (#EmangnyaBarang) maksudnya dengan berat tubuh 2,8 kg dan diberi nama “Riyana Wibowo”. Menyandang gelar nama depan “Riyana” itu berat seberat cintaku padamu #HAH. Banyak yang mengira nama gue itu nama cewek. Seperti saat gue mau daftar masuk SD:

Sekolah Dasar
Guru : “Sudah diisi formulirnya Bu?”
Ibu gue : “Sudah, ini formulirnya.”
Guru : “Sepertinya ada yang salah, coba dicek lagi yang bagian ini, yang dicoret yang salah” (sambil menunjukan Jenis Kelamin : Laki-laki/Perempuan)
Ibu gue : “Benar kok Bu gak ada yang salah.”
Guru : “Anak Ibu laki-laki?”
Ibu gue: “Iya!”
Guru: “Oh maaf saya kira perempuan soalnya nama depannya “Riyana” sih!”

Tuh kan gue bilang juga apa baru masuk aja kayak gitu gimana udah masuk jadi kayak gini:

Saat absen
Guru : “Riyana Wibowo hadir?”
Gue : “Hadir Bu!”
Guru : (kesel) “Diam! Yang Ibu tanya Riyana kamu diam aja! Mana yang yang namanya Riyana?”
Gue : ”Saya Bu!”
Guru : (makin kesel) “Kamu nakal ya! Ibu bilang yang namanya gak dipanggil diam aja!”
Gue: “Nama saya emang Riyana Wibowo Bu!”
Guru : “Kamu bukan bilang dari tadi.”
Gue : “Saya udah bilang Bu!” (Nangis keluar kelas) “Mama mamaaaaa hhhhhhhhhhh”

            Penderitaan gue bukan hanya saat SD tapi terus sampai SMA. Mulai dari jenis kelamin di absen kelas ditulis P/perempuan sampai saat mau sholat jum’at di sekolah. (di sekolah gue setiap hari jum’at laki-laki diwajibkan sholat jum’at dan perempuan mengikuti acara keputrian).

Masjid Sekolah
Speaker Sekolah: “Diberitahukan kepada Riyana Wibowo diharapkan ke aula sekarang karena acara Keputrian segera dimulai!”
Teman-teman : “Nama lo dipanggil tuh wo kesana buruan! Hahahahaha”
Gue : “Setan lo semua!”

            Bukan hanya di sekolah atau di dunia nyata, di dunia luna maya juga, yaitu pada zamannya Pesbuk (maaf gue gak bisa ngomong facebook). Saat upload foto gue yang paling keren dan kemudian ada yang komentar:

Facebook
Ayu Doang Gak Pake Ajah : Cie Riyana itu foto pacarnya ya, ganteng banget! udah berapa bulan? peje dong peje!
Riyana Wibowo : Peje! peje! ini foto gueeeeeee....!!!!!

            Kebanyang gak ya kalo misalnya gue udah punya pasangan? Misalnya! Doain aja ya! Kemudian gue upload foto pasangan gue di facebook terus ada yang komentar lagi:

Facebook
Ayu Ajah Gak Pake Doang : Riyana fotonya cantik banget, itu tuh kerudungnya lucu unyu-unyu beli dimana sih?
Riyana Wibowo : Beli dimana!? Beli dimana!? di Jonggol...!!! (emoticon marah)

            Bukan hanya di sekolah atau di sosial media namun juga berlaku dalam kehidupan sehari hari-hari. Contohnya dalam berpakaian gue suka pake jersey bola tapi gak pake nama dipunggungnya, soalnya pernah gue pake nama dan pake nomor punggung 8, pasti ada aja yang komentar:

Tempat Futsal
Teman Pertama : “Cie baju couple.”
Teman Kedua : “Pasti nomor 8 itu tanggal jadiannya cie happy anniv ya!”
Teman Ketiga : “Nanti kalo mau nikah kita bikin hiasan bunga deh tulisannya Riyana & Wibowo Selamat Menempuh Hidup Baru. Hahahaha”
Gue : *marah “Ketawa lo! Mentang-mentang gue jomblo. Ah dasar Pichatropus Erectus!”

            Namun, apalah arti sebuah nama kalau kita tidak menolong sesama bukan menghina sesama. Sebagus atau sejelek nama anda adalah pemberian dari orangtua. Orangtua pasti memberi nama anaknya sebaik mungkin dan pasti mempunyai arti yang baik pula. #SalamSuper. Karena sesungguhnya NAMA ADALAH DOA.




Nama Adalah Doa
By : Riyana Wibowo
 Follow me : @wibowo96