Pada
tanggal 18 Agustus 1996 jam 1 dini hari (dini hari maksudnya tuh malam atau
menjelang subuh bukan nama orang “DINI & HARI Selamat Menempuh Hidup Baru”
itu sih nama tetangga gue yang baru nikah) seorang bayi laki-laki lahir dari .
. . . . Ibu (gak usah ditulis kan udah pada gede pasti tau lah dari rahim Ibu.
#JanganNgeres) dengan berat bersih (#EmangnyaBarang) maksudnya dengan berat
tubuh 2,8 kg dan diberi nama “Riyana Wibowo”. Menyandang gelar nama
depan “Riyana” itu berat seberat cintaku padamu #HAH. Banyak yang mengira nama
gue itu nama cewek. Seperti saat gue mau daftar masuk SD:
Sekolah Dasar
Guru : “Sudah diisi formulirnya
Bu?”
Ibu gue : “Sudah, ini
formulirnya.”
Guru : “Sepertinya ada
yang salah, coba dicek lagi yang bagian ini, yang dicoret yang salah” (sambil
menunjukan Jenis Kelamin : Laki-laki/Perempuan)
Ibu gue : “Benar kok Bu
gak ada yang salah.”
Guru : “Anak Ibu
laki-laki?”
Ibu gue: “Iya!”
Guru: “Oh maaf saya kira
perempuan soalnya nama depannya “Riyana” sih!”
Tuh kan gue bilang juga
apa baru masuk aja kayak gitu gimana udah masuk jadi kayak gini:
Saat absen
Guru : “Riyana Wibowo
hadir?”
Gue : “Hadir Bu!”
Guru : (kesel) “Diam! Yang
Ibu tanya Riyana kamu diam aja! Mana yang yang namanya Riyana?”
Gue : ”Saya Bu!”
Guru : (makin kesel) “Kamu
nakal ya! Ibu bilang yang namanya gak dipanggil diam aja!”
Gue: “Nama saya emang
Riyana Wibowo Bu!”
Guru : “Kamu bukan bilang
dari tadi.”
Gue : “Saya udah bilang
Bu!” (Nangis keluar kelas) “Mama mamaaaaa hhhhhhhhhhh”
Penderitaan gue bukan hanya saat SD tapi terus sampai
SMA. Mulai dari jenis kelamin di absen kelas ditulis P/perempuan sampai saat
mau sholat jum’at di sekolah. (di sekolah gue setiap hari jum’at laki-laki diwajibkan
sholat jum’at dan perempuan mengikuti acara keputrian).
Masjid Sekolah
Speaker Sekolah: “Diberitahukan
kepada Riyana Wibowo diharapkan ke aula sekarang karena acara Keputrian segera
dimulai!”
Teman-teman : “Nama lo
dipanggil tuh wo kesana buruan! Hahahahaha”
Gue : “Setan lo semua!”
Bukan hanya di sekolah atau di dunia nyata, di dunia luna
maya juga, yaitu pada zamannya Pesbuk (maaf gue gak bisa ngomong facebook).
Saat upload foto gue yang paling keren dan kemudian ada yang komentar:
Facebook
Ayu Doang Gak Pake Ajah : Cie Riyana itu foto pacarnya ya, ganteng banget! udah berapa bulan? peje dong
peje!
Riyana Wibowo : Peje! peje!
ini foto gueeeeeee....!!!!!
Kebanyang gak ya kalo misalnya gue udah punya pasangan?
Misalnya! Doain aja ya! Kemudian gue upload foto pasangan gue di facebook terus
ada yang komentar lagi:
Facebook
Ayu Ajah Gak Pake Doang :
Riyana fotonya cantik banget, itu tuh kerudungnya lucu unyu-unyu beli dimana
sih?
Riyana Wibowo : Beli
dimana!? Beli dimana!? di Jonggol...!!! (emoticon marah)
Bukan hanya di sekolah atau di sosial media namun juga
berlaku dalam kehidupan sehari hari-hari. Contohnya dalam berpakaian gue suka
pake jersey bola tapi gak pake nama dipunggungnya, soalnya pernah gue pake nama
dan pake nomor punggung 8, pasti ada aja yang komentar:
Tempat Futsal
Teman Pertama : “Cie baju
couple.”
Teman Kedua : “Pasti
nomor 8 itu tanggal jadiannya cie happy anniv ya!”
Teman Ketiga : “Nanti
kalo mau nikah kita bikin hiasan bunga deh tulisannya Riyana & Wibowo
Selamat Menempuh Hidup Baru. Hahahaha”
Gue : *marah “Ketawa lo!
Mentang-mentang gue jomblo. Ah dasar Pichatropus Erectus!”
Namun, apalah arti sebuah nama kalau kita tidak menolong
sesama bukan menghina sesama. Sebagus atau sejelek nama anda adalah pemberian
dari orangtua. Orangtua pasti memberi nama anaknya sebaik mungkin dan pasti
mempunyai arti yang baik pula. #SalamSuper. Karena sesungguhnya NAMA ADALAH
DOA.
Nama
Adalah Doa
By : Riyana Wibowo
Follow me : @wibowo96